Produksi Bunga Krisan
Budidaya bunga krisan
diawali dengan benih sebar. Introduksi teknologi perbenihan telah diawali sejak
tahun 2006. Sebagai salah satu alternative dalam usaha pengadaan benih krisan
secara konvensional melalui perbanyakan vegetative dengan cara memisahkan
anakan atau dengan system stek pucuk (cutting system). Dengan system ini benih
yang dihasilkan genotipenya telah diketahui dan dapat dibuat pada waktu yang
singkat. Keberhasilan perbanyakan vegetative dipengaruhi oleh beberapa factor
yaitu: 1) tanaman induk; 2) umur stek (stek hasil cabutan atau kebun pangkas
yang muda/juveni yaitu bagian pucuk); 3) media; 4) drainase media; 5)
intensitas cahaya; 6) teknik pengguntingan pucuk; 7) jenis dan konsentrasi
hormon perbanyakan pertumbuhan yang digunakan.
Inovasi Teknologi
a.
Persiapan
1. Pembuatan rumah plastik, terbuat
dari bambu, kayu. Atap berupa plastik UV atau bahan lain yang transparan,
dinding rumah berupa screen atau paranet. Rumah plastik dilengkapi dengan bak
atau drum penampung air untuk pengairan dan pemeliharaan tanaman, rangkaian
listrik untuk pemberian cahaya tambahan.
2. Lahan pertanaman
Tanah dalam rumah lindung diolah
sedalam 30 cm, kemudian diberokan selama 2 minggu dan dibiarkan mongering,
diusahakan agar tidak terkena air/terbasahi Tanah diolah kembali dengan membuat
bedengan setinggi 25-30 cm dengan lebar 1 m memanjang searah dengan rumah
lindung dengan jarak antar bedengan 50 cm.Pada saat membuat bedengan diberikan POM
30 ton/ha, Urea 200 kg/ha, KCl 350 kg/ha, SP36 300 kg/ha dan dicampur dengan
diaduk sampai rata.Diberi kapur dolomite 3-4,5 ton/ha apabila pH tanah rendah
(masam).
3. Benih, varietas Sakuntala, Puspita
Nusantara, Dewi Ratih, Nyi Ageng Serang, Cut Nyak Dien dan Pitaloka. Benih
dipilih dari indukan yang produktif dan sehat. Stek dipilih yang berakar sehat,
perakaran lebat, vigor dan daun telah mempunyai daun minimal 3-4 helai. Benih
stek telah melalui proses penangkaran minimal 15 hari.
4. Instalasi listrik untuk Pemberian
Cahaya Tambahan
Pemberian tambahan cahaya dengan
menggunakan lampu pijar 75-100 watt atau TL 40 watt pada setiap titik, diatur
dengan menggunakan timer. Titik lampu berjarak 2 x 2 m2dan tinggi lampu sekitar
dan tinggi lampu sekitar 1,5-2 m di atas permukaan bedengan.
b.
Pemeliharaan Tanaman Induk
1. Penanaman
Penanaman dilakukan 7 hari setelah
pemupukan dasar, sehari sebelum tanam dibasahi dengan air dan dibuat lobang
tanam dengan menggunakan penugal sedalam 3-5 cm, tanaman induk krisan sekitar
25 tanaman/m2 (jarak tanamn 20 x 20 cm). Penanaman dilakukan pagi atau sore
hari. Pemberian tambahan cahaya malam hari saat penanaman.
2. Pemupukan
Pupuk dasar diberikan sebelum tanam,
pemupukan susulan pada umur tanaman 2 minggu, dengan campuran SP 36, KCl dan
Urea (1:1:1) atau NPK dengan dosis 300 g/m2. Pupuk cair dapat diberikan 2 kali
seminggu sampai tanaman tidak lagi produktif. Pemupukan susulan ke dua dan
selanjutnya diberikan sebanayk selang waktu 2 minggu pada dosis yang sama.
3. Perawatan
Pemeliharaan rutin tiap 2 kali seminggu
dengan penyemprotan fungisida berbahan aktif propineb, Mankozeb, Karbendazin
atau Metalaksil serta insektisida berbahan aktif Lamda sihalotrin, Triazofos,
Rotenon atau Profenofos.
4. Penyiraman
Dilakukan rutin minimal 2-3 hari,
menggunakan gembor dan diuasahakan tidak mengotori daun.
5. Penyinaran tambahan
Penyinaran tambahan dilakukan selama 4
jam per malam, antara jam 22.00 hingga jam 02.00 dini hari atau 23.00 hingga
03.00 wib.Penyinaran dengan metode siklik yaitu 20 menit menyala diikuti 15
menit mati.
6. Penyiangan dilakukan sesering
mungkin pada saat tanaman masih muda dan bila tajuk tanaman sudah lebat
penyiangan dilakukan 3 minggu sekali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar