Rabu, 08 April 2015

Tahapan budidaya Indukan krisan


PETUNJUK PELAKSANAAN BUDIDAYA INDUKAN KRISAN POTONG
Tujuan
MEMBERIKAN PETUNJUK PELAKSANAAN BUDIDAYA TANAMAN INDUKAN KRISAN POTONG DI PT. BUNGA INDAH MALINO YANG DISESUAIKAN DENGAN KEADAAN LOKASI, SARANA DAN PRASARANA.
PROSEDURE KERJA
1.       Prosedure kerja
-          Sisa tanaman dibersihkan dan dibuang ketempat pembuangan yang telah ditentukan
-          Bila lahan tidak rata, harus diratakan dulu agar tidak dijumpai adanya lahan bergelombang, pada saat ini juga dilakukan pembersihan lahan dari gulma.
-          Lahan diistirahatkan (tidak ditanami) minimal 1 minggu
-          Bila konruksi tunel/greenhouse tidak lurus, harus dilakukan leveling
-          Pengecekan pH tanah. pH ideal untuk tanaman kisan potong antara 5.5 – 6.7
-          Lahan dibajak dengan menggunakan traktor singkal/atau rotary
-          Pemberian pupuk organic atau bokhasi dengan dosis 1500 kg per 500 m2, bila diperlukan kapur pertanian dengan dosis 100 – 200 kg per 500 m2.
-          Bila lahan telah diusahakan/ditanami 3 kali berturut turut, dilakukan sterilisasi lahan.
-          Pemberian pupuk anorganik awal dengan dosis masing masing : Urea : 11 kg, SP36 : 15 kg, KCl : 5 kg, NPK : 15 kg MgSO4 : 2 Kg, (dosis per 500 m2) disebar serata mungkin.
-          Pestisida  Furadan , Rugby  sebanyak 2 Kg per 500 m2 disebar secara merata. Agar hasilnya lebih merata biasanya dicampur dengan pupuk anorganik, lalu dibagi 2 masing masing untuk setengah tunnel/GH atau dibagi empat masing maing seperempat tunnel.
-          Pengolahan tanah dengan traktor rotary dilakukan setelah sterilisasi selesai. Untuk mendapatkan hasil yang homogeny biasanya dilakukan pengolahan 2 kali(tergantng tipe traktor yang dipakai).
-          Inkubasi dilakukan setelah pengolahan tanah dengan maksud agar reaksi reaksi tanah mendekati keseimbangan.Lama inkubasi idealnya 2 minggu, tetapi pada keadaan mendesak harus segera ditanami, inkubadi lakukan 2 – 5 hari sebelum tanam.
-          Perataan lahan dilakukan setelah atau selama masa inkubasi.

2.       Pemasangan Drip irigasi, End support, jarring dan tiang support
-          Pasang drip irigasi, sambung main drip dengan kran sumber air penyiraman ditengah Tunnel/GH, rapikan selang selang drip irigasi.
-          Drip irigasi perbedeng 4 jalur untuk tipe Ro_drip spacing 20 cm dan Typhon spacing 20 cm.
-          Sambungkan pipa suplai dengan drip irigasi connector
-          Pasang end support sesuai ukuran bedengan dan jalan di antara bedengan
-          Pasang jaring (wiremesh) sebanyak 8 lembar untuk 8 bedengan tiap blok tunnel. Jarring yang dipakai berjarak 10 x 10 cm
-          Rapikan bedengan dengan  meratakan
-          Pemasangan support dari besi behel dengan ketinggian 1,2 meter untuk menahan jarring, dan tiang support dipasang dengan jarak 2,5 meter.
-          End Cup (tutup) drip irigasi dibuka, bersihkan drip irigasi dan tutupnya lalu ditutup lagi.
Overhead irigasi dibuka, dibersihkan jaringan overhednya, lalu ditutup kembali.
-          Cek irigasi dan overhead irigasi, bila ada yang bocor maka segera diperbaiki. Bila ada yang tersumbat dibersihkan atau diganti. Pengecekan drip irigasi dicoba dengan cara dialiri air dan dicek tetesan air yang keluar, bila ada yang tersumbat maka  kelihatan pada tanah tidak basah dan lubang drip tersebut harus dibersihkan.

3.       Penyiapan lahan Lanjutan
-          Cek bedengan, bila ada yang tidak rata( cekung) diisi dengan tanah dari jalan antar bedengan. Bila ada yang padat digemburkan.
-          Siram dengan overhead irigasi sampai basah pada kedalaman 30 cm ( biasanya selam 45 menit dengan tekanan untuk luas 500 m2) sampai 30 cm. Bila masih kering beri tambahan overhead lagi.
-          Bila tidak dilakukan sterilisasi laha, 2 hari sebelum tanam lahan diberi formalin 4 kg per 500 m2 dan sehari sebelum tanam diberi fungisida (Dithane atau fungisida lain dengan bahan aktif mangkozeb) sebanyak 1 kg shower.
-          Bila sore hari akan tanam, pagi dan atau siangnnya lahan disiram overhead sampai basah kedalaman 7 cm (biasanya selama 15 menit)
-          Lahan siap untuk ditanami

4.       Penanaman bibit untuk indukan krisan
-          Pemasangan pola tanam atau tanda varietas: 
-          Bibit dibagikan dilahan  sesuai dengan varietas   dan diletakkan dengan hati hati , jangan dijatuhkan atau dilempar.
-          Penanaman dimulai dari bedengan pinggir dan dari ujung bedengan.
-          Pola tanam setiap lubang ditanami 1 bibit
-          Hanya bibit krisan yang bervigour baik, berakar baik, bebas hama dn penyakit (hpt) yang ditanam. Bibit yang terinfeksi penyakit , jangan berserakan , segera dibuang , dibakar.
-          Penanaman krisan tidak boleh dalam dn tidak  boleh ada daun tertimbun.
-          Krisan ditanam dengan populasi 40 – 64 bibit  per m2.
-          Hanya bibit krisan yang bervigour baik, berkakar baik, bebas HPT yang ditanam. Bibit yang terinveksi penyakit, jangan berserakan dan segera dibuang dan dikubur atau dibakar.
-          Penanaman bibit krisan tidak boleh dalam dan tidak boleh ada daun yang tertimbun.
-          Penanaman dilakukan bila tempratur tidak panas dan kelembabbam tinggi biasanya pada sore hari atau siang hari bila di[pastikan tidak ada panas sore hari.
-          Cara penanaman dengan tanah dibuat lubang dan bibit dimasukan dan ditimbun tanah       ( tidak boleh ada akar tertekuk ketas karena lubang sempit)
-          Setelah tanam, penanggung jawab blok mengecek kembali hasil tanam.
-          Sisa tanaman dan sampah dibersihkan

Catatan :
Langkah kerja penanaman :
a.       Cabut bibit perlahan lahan dari media tanam nursery berikut media tanamannya
b.       Gali lubang tanam sedalam 2- 3 cm dari jari tangan
c.        Letakkan bibit dalam lubang berdiri tegak, sebatas leher akar.
d.       Tidak boleh ada akar yang tertekuk keatas karena lubangnnya sempit
e.       Tutup dengan tanah, tekuk perlahan lahan dengan 2 jari.
f.         Cek bila ada kolom/pola tanam yang terlewati atau tidak tertanami

5.       Penyiraman
Penyiraman Overhead
-          Segera setelah tanam, diberi penyiraman pertama denga overhead irigasi selama 30 menit
-          Penyiraman overhead berikutnya  dilakukan setiap pagi hari selama 30 menit dan siang hari bila diperlukan selama 15 menit sampai tanaman berumur 1 minggu setelah tanam. Selanjutnya penyiraman overhead dilakukan tiap 2- 3  hari  selama 30 menit sampai tanaman berumur 5 minggu setelah tanam .
-          Penyiraman dengan overhead kadang kadang diberikan diluar waktu ruitn untuk memperbaiki kondisi dalam greenhouse atau untuk menghilangkan kotoran pada daun atau mencuci unsure yang berlebih.
-          Penanggung jawab blok memeriksa hasil penyiraman, dengan cara menggali media tanam sampai kedalaman 30 cm minimal 3 tempat untuk luasan 500 m2 untuk melihat serapan air.
-          Penyiraman ekstra diberikan bila ada sebagian bedengan kelihatan kering, sedangkan bagian lain cukup basah.

Penyiraman dengan Drip irigasi
-          Penyiraman dengan drip irigasi diberikan setelah penyiraman dengan overhead irigasi dihentikan.
-          Drip irigasi diberikan setiap 2 – 3 hari sekali, selama 30 – 60 menit (tergantung kondisi) sampai tanaman dipanen.
-          Drip irigasi diberikan paling lambat bila tanaman menunjjukan gejala layu
-          Penyiaman ekstra diberikan bila ada sebagian dari bedengan kelihatan kering sedangkan bagian lain basah.

6.       Pinching
a.       Pinching pertama (I)dilakukan pada saat tanaman berumur 10-14 hari setelah tanam. Stek hasil pinching 1 biasanya jarang dipakai untuk bibit.
b.       Pinching dilakukan dengan jari atau gunting stek dengan menyisahkan daun(ketiak daun calon tunas) sebanyak 3 – 4 lembar untuk pinching 1
c.       Pinching II dilakukan 3 minggu setelah pemincingan pertama.Pinching kedua  harus menyisahkan 3 daun calon tunas. Stek hasil pinchingan bisa digunakan untuk bibit.
d.       Pinching III dilakukan 2 minggu setelah pinching ke II
e.       Pinching rutin minimal seminggu sekali setelah tanaman berumur 6 minggu dengan menyisahkan 2 – 3 ketiak daun sehingga tanaman tidak cepat tinggi dan tidak cepat mencapai long day leaf number (LDLN)
f.        Stek yang diambil adalah stek yang sehat, tidak mengandung hama dan penyakit, serat belum mengandung jaringan berkayu/kerdil.. Tunas yang panjang akibat telat dipinching harus dibuang. Stek yang yang sehat dimasukkan dalam wadah kantong plastic/ember dan dibawah keruang grading.
g.       Seleksi dan grading hasil pinching dilakukan ditempat teduh.
h.       Panjang stek hasil grading kira kira 5 – 6 cmatau jaringan pucuk belum mengeras.
i.         Tunas yang tumbuh dari titik tumbuh didalam tanah harus dipotong dan dibunan

Cara kerja Pinching
a.        Siapkan kantong plastic/ember/kerangjang kecil
b.        Beri lebel/identifikasi varietas dan sumber MS yang akan dipinching
c.        Pilih tunas yang masih muda dengan panjang bakal stek maksimal 8 cm.
d.        Potong/panen dengan cara menyisahkan batang tunas 2 -3 ketiak daun
e.        Potong tunas dengan menggunakan jari/gunting stek secara hati hati,hasil potongan membentuk datar.
f.         Masukkan bakal stek kedalam plastic yang sudah diberi lebel.
g.        Angkut keruang grading.
Cara Kerja Grading:
a.       Ambil stek hasilpinchingan dan seleksi
b.       Potong/potes stek dengan menggunakan ukuran sehingga panjang stek siap diakarkan antara 5 – 6 cm.
c.       Buang daun yang tua dan sisakan 3-4 daun pucuk.
d.       Jajarkan setiap kelipatan 10 lakukan seleksi ulang.
e.       Kumpulkan setiap kelipatan 50 atau 100
f.        Hitung setiap varietas untuk diserah terimakan ke bagian nursery.


7.       Penyulaman
Penyulaman terhadap tanaman yang mati dilakukan paling lambat 1 minggu setelah tanam dengan varietas yang sama.
8.       Penyinaran
-          Penyinaran dilakukan segera setelah tanam selama 4 jam continue pada malam hari dari pukuk 22.00 sampai pukul 02.00. Bila ada gangguan maka penyinaran tetap harus 4 jam dan bias diperpanjang sampai mencapai 4 jam penyinaran.
-          Intensitas cahaya minimal yang harus sampai dipermukaan daun tanaman paling jauh dari lampu adalah minimal 70 lux.
-          Lampu yang digunakan berdaya 100 – 150 watt tergantung jenis lampunya.( lampu bohlam, SL, Pijar / natrium)
-          Jarak anta lampu 2,- 3 meter  dan jarak lampu dalam rangkaian (baris) antara 2- 3 untuk jenis lampu TL dan 7 x 7 m untuk lampu natrium.
-          Ketinggian lampu dari permukaan tanah 2 – 2,5 m
-          Penyinaran dilakukan setiap malam selama  MS dibutuhkan
-          Pada saat penyinaran harus dikontrol karena tidak boleh ada lampu  mati. Bila ada lampu yang mati maka segera diganti atau dilaporkan pada bagian teknis untuk segera diganti.

9.       Proteksi Tanaman
-          Pencegahan terhadap hama dan penyakit dilakukan sejak tanaman berumur 1 MST sampai MS dibongkar atau  tidak dipanen lagi.
-          Pengamatan terhadap gejala atau seranagn HPT dilakukan 2 kali seminggu. Pestisida yang akan disemprotkan bergantung dari hasil pengamatan gejala atau seranagn hama dan penyakit tanaman.
-          Penyemprotan pencegahan dilakukan 2 kali seminggu dengan fungisida dan 1 kali insektisida secara bergantian .
-          Pada keadaan yang sangat berat, penyemprotan dengan insektisida atau fungisida tertentu tergantung serangan dilakukan lebih dari 2 kali dalam seminggu.
-          Penyemprotan jangan berlebih ( dicirikan dengan adanya titik titik larutan pestisida yang jatuh ketanah.
-          Bila penyemprotan preventif (pencegahan) maka pestisida yang digunakan harus berdasarkan rencana, tetapi bila penyemprotan kuratif (pengobatan) maka pestisida yang digunakan harus berdasarkan hama penyakit yang menyerang atau  dijumpai ditanaman.
-           
10.   Pemupukan susulan MS
Pupuk susulan diberikan untuk luasan  500  m2
-          Umur 2 MST adalah  CaNo3 : 1500 gram, KNO3 : 1650 gram,  MgSO4 : 500 gram
-          Umur 3 MST adalah CaNO3 : 1500 gram, KNO3 : 1650 gram, MgSO4 : 500 gram
-          Umur 4 MST adalah CaNo3 : 1150 gram, KNO3 : 1650 gram, MgSO4 : 500 gram dan pupuk Growmore Hijau  1000 gram, sampai tanaman dibongkar.
Pupuk dilarutkan dalam 500 liter air dan diaplikasikan secara manual menggunakan selang
a.       Pemupukan pertama dilakukan 2 hari setelah peminchingan setek pucuk I. Pemupukan ke II dilakukan 2 hari setelah peminchingan setek pucuk II
b.       Pemupukan selanjutnya 1 minggu 1 kali
c.       Bila diperlukan ada pemupukan ekstra, sesuai dengan kondisi tanaman dilahan.

11.   Penyiangan
a.       Penyiangan terhadap gulma (rerumputan pengganggu tanaman utama) dilakukan seminggu sekali , tergantung kondisi bedengan.
b.       Perompesan daun tua atau yang terkena HPT terutama karat, leaf miner, mite bila ditemukan
c.       Perapihan tanaman dilakukan bila umur  MS sudah rimbun dan kebanyak tunas dengan cara digunting.
d.       Tanaman yang kerdil/terserang bakteri dicabut secara selektif.

12.   Masa Pertumbuhan MS

a.       Masa tanaman induk selama 4 bulan maximal 5 bulan atau sampai 16 kali pinching
b.       Peremajaan tanaman indukan secara rutin adalah keberhasilan produksi.
c.       Penanaman MS setiap bulan, disesuaikan dengan rencana penggantian MS yang akan diganti.

13.   Administrasi MS
-          Administrasi MS meliputi pendataan tanaman mulai dari usulan pembelian bibit MS.
Pendataan meliputi : Asal MS, Tanggal, jumlah bibit yang ditanam

1 komentar: